Rabu, 05 September 2012
just word
Cinta
Cinta itu hadiah dari yang esa untuk seluruh mahluk di alam
semesta.
Seperti Angin. Mampu untuk di ucapkan, mampu untuk dirasakan,
mampu mendamaikan hati,
Bahkan mampu menghancurkan apa saja yang ada di dekatnya dan apa
saja yang ada dihadapannya.
Cinta itu abstrak, tidak bias dibuat – buat, tidak untuk pura –
pura. Tapi cinta itu tulus, menyatu, dan tersimpan dalam ruangan yang sangat
peka yaitu hati .
Cinta itu tidak tak terbatas. Hinggap di dalam hati dan sanubari
setiap mahluk. Tidak hanya sampai kepada kita manusia.
Cinta itu tak pandang bulu. Tidak melihat materi, tidak melihat sisi finansial, tidak
melihat fisik.
Kepada sang Pencipta, untuk keluarga, sahabat, dan orang
lain.
Cinta itu sama dengan saling (cinta = saling )
Saling menyayangi, saling berbagi, saling menasehati, saling
memberi, dll
Cinta itu sama dengan nol (cinta = 0 ) “tak terdevinisi”
Sekila J
Senin, 03 September 2012
Sastra untuk Matrik
Sastra untuk matrik
“Sastra..,” seseorang memanggilku
entah dari mana, ku coba tengok kesana kemari layaknya leher jerapah. Huftt.
“Sastra ????” dia berjalan mendekat ke arah ku dan menyapa dengan sedikit
lemparan senyum tipis kepadaku, “iya aku Sastra, . kamu ????.” jawabku sembari
memberi jabatan tangan tanda perkenalan dan smile hihih J,
“aku Ditta,. Aku salah
satu dari sekian banyak members blog kamu, huhu,,,” dia menjawab dengan begitu
antusias padaku. “oh teh Ditta., aduhh teh Ditta terlalu berlebihan, aku jadi
nda enak huhu...” Jawabku setengah malu sedikit
ting.tong.. (bertemu dengan
salah satu members rasanya kaya terbang ke planet room, berputar dalam galaksi
andrumeda, terhisap hembusan balack hole, dan hemmmmmm jatuh tepat dalam
segitiga bermuda, hemmmmmmmmhuhhhhhhhh dakdikduk, percaya gak percaya, satu
kampus lagi..) “aku mahasiswi sastra tingkat 2, . kamu ????” tanya Teh Ditta
padaku, kala itu kami sedang berjalan menelusuri koridor kelas menuju
perpustakaan, akupun menjawab pertanyaan yang Teh Ditta ajukan padaku. “emmmm
... aku mahasiswi matematika, tingkat satu, kelas C. “aku pikir kamu mahasiswi
sastra juga, Ratia Sastra namanya
menunjukan icon pribadinya, tapi kenapa ngambil prodi matematika ????” ahh
teteh bisa aja.., sastra juga bingung teh sebenernya, kenapa harus Sastra nama yang diberikan,
huhu... tapi untuk prodi matematika, memang keinginan untuk melanjutkan apa yang
sudah di pelajari semasa SMA, tapi tetap saja hati dan jiwa hanya untuk sastra,
huhuhu........”. percakapan pun berlanjut sampai mengenal satu sama lain,
saling mengagumi, dan sharing banyak hal tentang “I cant see world by reading”.
Pertemuan dengan Teh Ditta adalah awal
dari love story seorang Ratia Sastra untuk Matriks Ahmad Wicaksono yang
merupakan master matematika, seorang mahasiswa Tingkat 3 prodi Matematika, yang
setiap kali bertemu memberi wejangan-wejangan seputar Kalkulus dan Geometri..
(hemmmmmmmm.., bicara ku dalam hati, sembari melanjutak cerpen yang hampir jadi
di leptopku dengan gaya mengangguk-ngangguk belaga paham dan mendengarkan sosok
yang sedang berpidato seputar Kalkulus
dan Geometri. “aduhhhhh..., Sastra
baru tingkat 1, AA udah langsung ngasih Kalkulus,
Geometri, uuhhhh.., masa pacaran ngebahass Kalkulus, di tanbah Geometri
pula, mana bisa pacaran seperti ini??? nasib-nasib,, emmm ya begini dechh kalo
pacaran sama seorang Master” bicaraku dalam hati melirik dengan ujung mata dan
tersenyum melihat wajahnya.” Matriks menengok ke arah ku, tepat beradu wajah,
secepat kilat aku alihkan file cerpenku, ku ganti dengan mentahan materi Kalkulus lengkap dengan deretan angka
bak antrian BLT di depan kantor pos, hemmm, lagi-lagi buah dari pertemuan kali
ini dengan nya adalah Mempelajari
Kalkulus 1, sama sekali nda da romantis-romantisnya. So….. , sebetulnya
aku pacaran apa Les Pripat sichh ???? emmmm ... Whatever, I don’t Care. HihihJ
One day, aku bertemu dia untuk
memberitahukan bahwa puisiku, meraih juara. Yang sengaja aku persembahkan
kepadanya, dan untuk pertama kali dalam sejarah, seorang Matriks Ahmad Wicaksono
berkata puitis padaku, “Ratia Sastra, bagi dunia kamu adalah seseorang, tapi
bagi Matriks Ahmad Wicaksono, kamu adalah dunia” . dia berkata menundukan
kepala setengah malu, berbaur warna pelangi di wajahnya. Hihih, tapi aku, Sastra, BAHAGIAAAA
J..,
Langganan:
Postingan (Atom)